New From Ngaji Yukk

Monday, December 8, 2014

Ngaji-Yukk - Kembali mengingat peristiwa tahun 90-an, dunia saat itu gempar dengan berita besar seorang bayi berumur 2 bulan dari keluarga Katholik di Afrika yang menolak dibaptis. “Mama, unisibi baptize naamini kwa Allah, na jumbe wake Muhammad” (Ibu, tolong jangan baptis saya. Saya adalah orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya, Muhammad).
Ayah dan ibunya, Domisia-Francis, pun bingung. Kemudian didatangkan seorang pendeta untuk berbicara kepada bayinya itu: “Are You Yesus?” (Apakah kamu Yesus?).
Kemudian dengan tenang sang bayi Syarifuddin menjawab: “No, I’m not Yesus. I’m created by God. God, The same God who created Jesus” (Tidak, aku bukan Yesus. Aku diciptakan oleh Tuhan, Tuhan yang sama dengan yang menciptakan Yesus). Saat itu ribuan umat Kristen di Tanzania dan sekitarnya dipimpin bocah ajaib itu mengucapkan dua kalimat syahadat.
Bocah Afrika kelahiran 1993 itu lahir di Tanzania Afrika, anak keturunan non Muslim. Sekarang bayi itu sudah remaja, setelah ribuan orang di Tanzania-Kenya memeluk agama Islam berkat dakhwahnya semenjak kecil. Syarifuddin Khalifah namanya, bayi ajaib yang mampu berbicara berbagai bahasa seperti Arab, Inggris, Perancis, Italia dan Swahili. Ia pun pandai berceramah dan menterjemahan al-Quran ke berbagai bahasa tersebut. Hal pertama yang sering ia ucapkan adalah: “Anda bertaubat, dan anda akan diterima oleh Allah Swt.”
Syarifuddin Khalifah hafal al-Quran 30 juz di usia 1,5 tahun dan sudah menunaikan shalat 5 waktu. Di usia 5 tahun ia mahir berbahasa Arab, Inggris, Perancis, Italia dan Swahili. Satu bukti kuasa Allah untuk menjadikan manusia bisa bicara dengan berbagai bahasa tanpa harus diajarkan.
a. Latar Belakang Syarifuddin Khalifah
Mungkin Anda terheran-heran bahkan tidak percaya, jika ada orang yang bilang bahwa di zaman modern ini ada seorang anak dari keluarga non Muslim yang hafal al-Quran dan bisa shalat pada umur 1,5 tahun, menguasai lima bahasa asing pada usia 5 tahun, dan telah mengislamkan lebih dari 1.000 orang pada usia yang sama. Tapi begitulah kenyatannya, dan karenanya ia disebut sebagai bocah ajaib; sebuah tanda kebesaran Allah Swt.
Syarifuddin Khalifah, nama bocah itu. Ia dilahirkan di kota Arusha, Tanzania. Tanzania adalah sebuah negara di Afrika Timur yang berpenduduk 36 juta jiwa. Sekitar 35 persen penduduknya beragama Islam, disusul Kristen 30 persen dan sisanya beragam kepercayaan terutama animisme. Namun, kota Arusha tempat kelahiran Syarifuddin Khalifah mayoritas penduduknya beragama Katolik. Di urutan kedua adalah Kristen Anglikan, kemudian Yahudi, baru Islam dan terakhir Hindu.
Seperti kebanyakan penduduk Ashura, orangtua Syarifuddin Khalifah juga beragama Katolik. Ibunya bernama Domisia Kimaro, sedangkan ayahnya bernama Francis Fudinkira. Suatu hari di bulan Desember 1993, tangis bayi membahagiakan keluarga itu. Sadar bahwa bayinya laki-laki, mereka lebih gembira lagi.
Sebagaimana pemeluk Katolik lainnya, Domisia dan Francis juga menyambut bayinya dengan ritual-ritual Nasrani. Mereka pun berkeinginan membawa bayi manis itu ke gereja untuk dibaptis secepatnya. Tidak ada yang aneh saat mereka melangkah ke Gereja. Namun ketika mereka hampir memasuki altar gereja, mereka dikejutkan dengan suara yang aneh. Ternyata suara itu adalah suara bayi mereka. “Mama usinibibaptize, naamini kwa Allah wa jumbe wake Muhammad!” (Ibu, tolong jangan baptis saya. Saya adalah orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya, Muhammad).
Mendengar itu, Domisia dan Francis gemetar. Keringat dingin bercucuran. Setelah beradu pandang dan sedikit berbincang, mereka memutuskan untuk membawa kembali bayinya pulang. Tidak jadi membaptisnya.
Awal Maret 1994, ketika usianya melewati dua bulan, bayi itu selalu menangis ketika hendak disusui ibunya. Domisia merasa bingung dan khawatir bayinya kurang gizi jika tidak mau minum ASI. Tetapi, diagnose dokter menyatakan ia sehat. Kekhawatiran Domisia tidak terbukti. Bayinya sehat tanpa kekurangan suatu apa. Tidak ada penjelasan apapun mengapa Allah mentakdirkan Syarifuddin Khalifah tidak mau minum ASI dari ibunya setelah dua bulan.
Di tengah kebiasaan bayi-bayi belajar mengucapkan satu suku kata seperti panggilan “Ma” atau lainnya, Syarifuddin Khalifah pada usianya yang baru empat bulan mulai mengeluarkan lafal-lafal aneh. Beberapa tetangga serta keluarga Domisia dan Francis terheran-heran melihat bayi itu berbicara. Mulutnya bergerak pelan dan berbunyi: “Fatuubuu ilaa baari-ikum faqtuluu anfusakum dzaalikum khairun lakum ‘inda baari-ikum, fataaba ‘alaikum innahuu huwattawwaburrahiim.”
Orang-orang yang takjub menimbulkan kegaduhan sementara namun kemudian mereka diam dalam keheningan. Sayangnya, waktu itu mereka tidak mengetahui bahwa yang dibaca Syarifuddin Khalifah adalah QS. al-Baqarah ayat 54.
Domisia khawatir anaknya kerasukan setan. Ia pun membawa bayi itu ke pastur, namun tetap saja Syarifuddin Khalifah mengulang-ulang ayat itu. Hingga kemudian cerita bayi kerasukan setan itu terdengar oleh Abu Ayub, salah seorang Muslim yang tinggal di daerah itu. Ketika Abu Ayub datang, Syarifuddin Khalifah juga membaca ayat itu. Tak kuasa melihat tanda kebesaran Allah, Abu Ayub sujud syukur di dekat bayi itu.
“Francis dan Domisia, sesungguhnya anak kalian tidak kerasukan setan. Apa yang dibacanya adalah ayat-ayat al-Qur’an. Intinya ia mengajak kalian bertaubat kepada Allah,” kata Abu Ayub.
Beberapa waktu setelah itu Abu Ayub datang lagi dengan membawa mushaf. Ia memperlihatkan kepada Francis dan Domisia ayat-ayat yang dibaca oleh bayinya. Mereka berdua butuh waktu dalam pergulatan batin untuk beriman. Keduanya pun akhirnya mendapatkan hidayah. Mereka masuk Islam. Sesudah masuk Islam itulah mereka memberikan nama untuk anaknya sebagai “Syarifuddin Khalifah”.
Keajaiban berikutnya muncul pada usia 1,5 tahun. Ketika itu, Syarifuddin Khalifah mampu melakukan shalat serta menghafal al-Quran dan Bible. Lalu pada usia 4-5 tahun, ia menguasai lima bahasa. Pada usia itu Syarifuddin Khalifah mulai melakukan safari dakwah ke berbagai penjuru Tanzania hingga ke luar negeri. Hasilnya, lebih dari seribu orang masuk Islam.
b. Kisah Nyata Syarifuddin Mengislamkan Ribuan Orang
Kisah nyata ini terjadi di Distrik Pumwani, Kenya, tahun 1998. Ribuan orang telah berkumpul di lapangan untuk melihat bocah ajaib, Syarifuddin Khalifah. Usianya baru 5 tahun, tetapi namanya telah menjadi buah bibir karena pada usia itu ia telah menguasai lima bahasa. Oleh umat Islam Afrika, Syarifuddin dijuluki Miracle Kid of East Africa.
Perjalanannya ke Kenya saat itu merupakan bagian dari rangkaian safari dakwah ke luar negeri. Sebelum itu, ia telah berdakwah ke hampir seluruh kota di negaranya, Tanzania. Masyarakat Kenya mengetahui keajaiban Syarifuddin dari mulut ke mulut. Tetapi tidak sedikit juga yang telah menyaksikan bocah ajaib itu lewat Youtube.
Orang-orang agaknya tak sabar menanti. Mereka melihat-lihat dan menyelidik apakah mobil yang datang membawa Syarifuddin Khalifah. Beberapa waktu kemudian, Syaikh kecil yang mereka nantikan akhirnya tiba. Ia datang dengan pengawalan ketat layaknya seorang presiden.
Ribuan orang yang menanti Syarifuddin Khalifah rupanya bukan hanya orang Muslim. Tak sedikit orang-orang Kristen yang ikut hadir karena rasa penasaran mereka. Mungkin juga karena mereka mendengar bahwa bocah ajaib itu dilahirkan dari kelarga Katolik, tetapi hafal al-Quran pada usia 1,5 tahun. Mereka ingin melihat Syarifuddin Khalifah secara langsung.
Ditemani Haji Maroulin, Syarifuddin menuju tenda yang sudah disiapkan. Luapan kegembiraan masyarakat Kenya tampak jelas dari antusiasme mereka menyambut Syarifuddin. Wajar jika anak sekecil itu memiliki wajah yang manis. Tetapi bukan hanya manis. Ada kewibawaan dan ketenangan yang membuat orang-orang Kenya takjub dengannya. Mengalahkan kedewasaan orang dewasa.
Kinilah saatnya Syaikh cilik itu memberikan taushiyah. Tangannya yang dari tadi memainkan jari-jarinya, berhenti saat namanya disebut. Ia bangkit dari kursi menuju podium.
Setelah salam, ia memuji Allah dan bershalawat kepada Nabi. Bahasa Arabnya sangat fasih, diakui oleh para ulama yang hadir pada kesempatan itu. Hadirin benar-benar takjub. Bukan hanya kagum dengan kemampuannya berceramah, tetapi juga isi ceramahnya membuka mata hati orang-orang Kristen yang hadir pada saat itu. Ada seberkas cahaya hidayah yang masuk dan menelusup ke jantung nurani mereka.
Selain pandai menggunakan ayat al-Quran, sesekali Syarifuddin juga mengutip kitab suci agama lain. Membuat pendengarnya terbawa untuk memeriksa kembali kebenaran teks ajaran dan keyakinannya selama ini.
Begitu ceramah usai, orang-orang Kristen mengajak dialog bocah ajaib itu. Syarifuddin melayani mereka dengan baik. Mereka bertanya tentang Islam, Kristen dan kitab-kitab terdahulu. Sang Syaikh kecil mampu memberikan jawaban yang memuaskan. Dan itulah momen-momen hidayah. Ratusan pemeluk Kristiani yang telah berkumpul di sekitar Syarifuddin mengucapkan syahadat. Menyalami tangan salah seorang perwakilan mereka, Syarifuddin menuntun syahadat dan mereka menirukan: “Asyhadu an laa ilaaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadan Rasuulullah.”
Syahadat agak terbata-bata. Tetapi hidayah telah membawa iman. Mata dan pipi pun menjadi saksi, air mata mulai berlinang oleh luapan kegembiraan. Menjalani hidup baru dalam Islam. Takbir dari ribuan kaum muslimin yang menyaksikan peristiwa itu terdengar membahana di bumi Kenya.
Bukan kali itu saja, orang-orang Kristen masuk Islam melalui perantaraan bocah ajaib Syarifuddin Khalifah. Di Tanzania, Libya dan negara lainnya kisah nyata itu juga terjadi. Jika dijumlah, melalui dakwah Syarifuddin Khalifah, ribuan orang telah masuk Islam. Ajaibnya, itu terjadi ketika usia Syaikh kecil itu masih lima tahun.
Para ulama dan habaib sangat mendukung dakwah Syaikh Syarifuddin Khalifah. Bahkan ulama besar seperti al-Habib ali al-Jufri pun rela meluangkan waktunya untuk bertemu anak ajaib yang kini remaja dan berjuang dalam Islam. (Dikutip dari buku Mukjizat dari Afrika, Bocah yang Mengislamkan Ribuan Orang; Syarifuddin Khalifah).

Kisah Bayi Ajaib Dari Keluarga Kristen Afrika

Oleh: Ngaji Yukk Tanggal: 12/08/2014

Saturday, November 29, 2014


Ngaji-Yukk - " ADZAB ALLAH BAGI KAUM PEZINA "
Jika ingin melihat satu bukti adzab ALLAH Subhanahu Wata'ala yang diturunkan kepada satu kaum,datanglah ke Napoli,Italia..
Di dekat kota Napoli,menjulang Gunung Vesuvius,yang dikenal dengan nama The Warning Mountain..
(Gunung Peringatan )..
Di kaki Vesuvius ada kota tua yang bernama Pompei..
Pompei di zaman Romawi,adalah kota wisata bagi bangsawan Romawi,yang sejuk dan indah..
Pompei juga berkembang menjadi kota maksiat..

sekarang dipamerkan sebagai bagian dari peringatan kepada umat manusia akan kebesaran ALLAH Subhanahu Wata'ala,yang pernah menceritakan kisah seperti ini dalam semua kitab tentang nasib kaum Nabi Luth 'Alaihissalam dan pemusnahan tiba2..
Mudahkanlah urusan orang yang Membaca status ini..

Simbol2 organ vital manusia,memenuhi pintu2 rumah pelacuran disana..
Ini berkaitan dengan budaya mereka Mithraic ,yang menganggap bahwa organ vital manusia adalah bagian dari kenikmatan hakiki..
Pada thn 79M, tiba2 Gunung Vesuvius meletus..
Awan panas dan debu vulkanik menghantam kota Pompei sekaligus menguburnya..
Pompei hilang dan menjadi kota yang terlupakan..
1600 tahun kemudian,seorang arsitek berjalan jalan disekitar Vesuvius dan menemukan fosil atap sebuah bangunan..
Penggalian yang memakan waktu lebih dari 150 tahun pun dilakukan untuk mengangkat kota Pompei ke permukaan..
Pemandangan yang dilihat para arkeolog2 dunia itu sungguh menakjubkan..
Fosil2 utuh dan membatu dari tubuh manusia tampak awet..
Posisi2 mereka ada yang sedang berhubungan badan,ada yang sedang jongkok,bahkan ada yang sedang berusaha bangun dari tidurnya..
Dari fosil2 yang sedang berhubungan badan ini,tampak beberapa dari mereka mempunyai jenis kelamin yang sama (Homoseks)..
Ada juga yang sedang berhubungan dengan anak2..
Raut muka mereka masih tergambar detail seperti manusia yang masih hidup..
Hal ini jelas menampakkan,bahwa mereka sendiri tidak sadar akan bencana yang menimpa mereka..
Itu menandakan antara meletus nya Gunung Vesuvius dan hantaman awan panas dan debu vulkanik ke kota Pompei hanya membutuhkan waktu sepersekian detik..
Fosil2 utuh manusia itu
Tidak ada siksaan atas mereka melainkan satu teriakan saja, maka tiba-tiba mereka semua nya mati..
(QS-Yaasiin 36:29)
Maha benar ALLAH dengan segala Firman-NYA..
Semoga kita semua terhindar dari Adzab ALLAH, Aamiin..
Yuk,Bagikan Inspirasi bermanfaat ini,semoga menjadi KEBAIKAN bagi kita semua,Aamiin..
Yaa ALLAH..
Dekatkanlah Rezekinya,Sehatkanlah jiwa raganya dan Mudahkanlah jodohnya untuk orang yang nge-Like dan nge-share Status Ini..
Aamiin Yaa Rabbal'aalamiin..
komentar AAMIIN lalu BAGIKAN dengan Ikhlas..!!

Ketika Allah Murka Pada Penduduk Kota Yang Durhaka Ini

Oleh: Ngaji Yukk Tanggal: 11/29/2014

Friday, November 28, 2014

Ngaji-Yukk - Kehidupan bagaikan roda
Beribu zaman terus berputar
Namun satu tak akan pudar
Cahaya Allah tetap membahana

Majulah sahabat mulia
Berpisah bukan akhir segalanya
Lepas jiwa terbang mengangkasa
Cita kita tetap satu jua
Cita kita tetap satu jua

Walau raga meregang nyawa
Harta dunia tiada tersisa
Namun jiwa tetaplah satria
Takkan surut satu langkah jua

Debu - debu dan darah suci
Saksi nan tak terbantahkan lagi
Gunung lembah hutan dan samudra
Untuk Allah diatas segalanya

Tujuh awan bersuka ria
Sambut ruh suci menuju Rabbnya
Sahabat nantikan hadir kami
Kan menyusulmu sekejap lagi

Bidadari nan bermata jeli
Menyongsong dengan wajah berseri
Sahabat kami rela kau pergi
Jihad kita kan terus bersemi
Jalan ini takkan pernah henti

*Untukmu Syuhada

THE MEANING OF LIFE | MUSLIM SPOKEN WORD

Oleh: Ngaji Yukk Tanggal: 11/28/2014


Ngaji-Yukk - Di dalam video ini Syaikh Prof Dr. Abdurrazaq Bin Abdul Muhsin Al Badr membahas tentang hp dan masjid, Selamat menyimak! #Ngaji-Yukk

Nasihat Syaikh Prof Dr. Abdurrazaq Bin Abdul Muhsin Al Badr - Tentang Hp dan Masjid

Oleh: Ngaji Yukk Tanggal: 11/28/2014

Thursday, November 6, 2014

Ngaji-Yukk - Sebuah pengakuan dari saudara Abu Faris Bambang Surono (mantan anggota MTA Cabang Mojosongo Boyolali)
Mengapa Saya Keluar dari MTA (Majlis Tafsir Al-Quran)?
Majlis Tafsir Al-Qur’an (MTA) adalah sebuah lembaga pendidikan dan dakwah Islam yang berkedudukan di Surakarta yang didirikan oleh ustadz Abdullah Thufail Saputra rahimahullah pada tahun 1972 dengan tujuan untuk mengajak umat Islam kembali kepada Al-Qur’an.
Dua puluhan tahun sudah saya aktif di MTA, tepatnya sejak bulan Oktober 1987 di Cabang Mojosongo Boyolali. Sungguh suatu fase kehidupan yang membahagiakan dan bersemangat dalam Quran dan Sunnah. Banyak hal yang saya dapatkan, mulai dari tersadarnya akan perlunya ilmu, ittiba’ dan menjauhi syirik, tidak sekedar ikut-ikutan dalam tradisi masyarakat, sampai bagaimana memunculkan al haq sebagai suatu perjuangan dakwah.
MTA Jakarta menjadi awal keistiqomahan saya di MTA, yang semula mustami’ biasa menjadi siswa tetap, bahkan sampai khususi (bai’at dengan pimpinan MTA). Beberapa tugas atau kepercayaan yang pernah diberikan Pimpinan Perwakilan kepada saya selama di MTA Jakarta antara lain, menjadi ketua panitia kurban beberapa kesempatan, ikut mewakili pertemuan-pertemuan pengurus di MTA Pusat (Pertemuan Ahad Siang), menjadi ketua Tim Janaiz (sempat menerbitkan buku), dilibatkan dalam pembinaan calon Cabang di Cikampek (sekarang Karawang) dari tahun 1997, dan moment-moment penting lainya dalam kegiatan Perwakilan.
Terakhir sebelum saya pamit keluar dari MTA awal tahun 2010, saya masih dipercaya sebagai Koordinator Tim Dakwah dan Koordinator Satgas untuk Jakarta dan sekitarnya,
Awal mula pencetus kenapa saya pamit keluar dari MTA adalah adanya statemen MTA bahwa ‘Siapa yang berbeda (punya faham yang beda dengan MTA) lebih baik keluar (dari MTA)’. Saat Ketua Perwakilan memberitahukan statemen itu secara khusus kepada saya, saat itu juga langsung saya pamit keluar.
Perlu saya tegaskan, keputusan saya bukan didasari karena ada masalah pribadi dengan persons-persons MTA atau kepengurusan MTA, murni karena faham dan pendirian.
Kenapa ini saya angkat?
Karena ada rumor seolah-olah orang yang keluar dari MTA adalah orang-orang yang ‘bermasalah’ dalam konotasi negatif. Perlu diketahui juga, malam sebelum saya pamit keluar, saya masih mengisi pengajian atas nama MTA dan membahas perjodohan lewat telepon dengan ketua perwakilan sampai hampir setengah-an jam.
Apa alasannya?
Orang akan bertanya, kalau memang sudah punya faham berbeda kenapa nggak dari awal bersikap?
Waktu itu saya berfikir bahwa saya bisa memperbaiki dari dalam dengan posisi yang ada. Saya lupa bahwa tidak ada perintah dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam untuk memelihara firqah, yang ada tentu tinggalkan firqah! (Hadits Hudzaifah)
Ada faham apa sih di MTA (yang saya selisihi)?
Semula tidak banyak yang saya selisihi, tapi ternyata berkembang menjadi banyak, dan tersimpul dalam tiga masalah besar, yaitu masalah jama’ah, aqidah, dan manhaj.
Dalam masalah jama’ah, MTA memiliki Imam sendiri yang dibai’at, dita’ati dan seterusnya, sebagaimana LDII, Jama’atul Muslimin (Hizbullah), MMI, Ikhwani dan lain-lain. Kalau mereka ini jama’ah sebagaimana hadits Rasulullah, lantas mana firqah-firqah yang banyak yang disebutkan Rasulullah. Sudah sangat jelas mereka membangun wala dan bara di atas kelompoknya. (bahkan di sebagian tempat ada boikot terhadap orang yang keluar dari MTA)
Dalam masalah aqidah, MTA mengingkari syafa’at di akhirat, mengimani kalau orang islam masuk neraka ya selamanya sebagaimana pemahaman khawarij/mu’tazilah (tidak ada jahanamiyyun), mengingkari kesurupan jin, mengimani bahwa malam lailatul qadr sudah tidak ada lagi, mengimani bahwa Allah tidak menetapkan taqdir (tapi sebagai sebab akibat murni, ini pemahaman qadariyah mu’tazilah), tidak mengimani beberapa peristiwa hari akhir antara lain turunnya Isa, munculnya Dajjal, dan Imam Mahdi, beraqidah Asy’ariyah dengan menakwilkan asma wa sifat Allah, istawa nya Allah, wajah Allah, tangan Allah, Allah dimana-mana, dan lain-lain
Dalam masalah manhaj, metodologi MTA dalam memahami agama adalah mendahulukan akal, kadang mengesampingkan hadits shahih (bila dianggap menyelisihi Al-Quran), apalagi atsar, atau perkataan para ‘ulama kibar. Dari metodologi ini maka anjingpun jadi halal, sutera dan emas untuk laki-laki juga mubah, atau paling banter jadi makruh hukumnya.
Disamping itu, dalam masalah fikh juga terjerumus dalam bid,ah, padahal masalah memerangi bid’ah ini menjadi jargon MTA. Sangat ironis memang! Contohnya, menerapkan zakat tanpa memakai haul dan nishab, orang safar boleh bertayamum (bahkan menjadi kebiasaan sebagian besar warga MTA) walaupun di depan mata ada air yang melimpah
Mudah-mudahan blog yang saya garap ini ada maslahahnya, dan mampu menjawab berbagai permasalahan sebagaimana saya sebutkan di atas.
Inilah perjalananan saya menuju manhaj salaf.

Mengapa Saya Keluar dari MTA (Majlis Tafsir Al-Quran)?

Oleh: Ngaji Yukk Tanggal: 11/06/2014

Friday, October 10, 2014

Video Amatir Merekam Tsunami Jepang

Cukup menjadi pelajaran buat kita semua, bahwa allah itu Maha Perkasa dan tidak ada tandingan BagiNya!

Video Amatir Merekam Tsunami Jepang

Oleh: Ngaji Yukk Tanggal: 10/10/2014

Friday, October 3, 2014

Oh Mother - Very Emotional Nasheed ᴴᴰ [Ya Ummi]
Oh Mother - Very Emotional Nasheed ᴴᴰ [Ya Ummi]
Ngaji-Yukk - Oh Mother - Very Emotional Nasheed ᴴᴰ [Ya Ummi]

Nasyid indah dari anak kecil bertema ibu.

Oh Mother - Very Emotional Nasheed ᴴᴰ [Ya Ummi]

Oleh: Ngaji Yukk Tanggal: 10/03/2014

Tuesday, September 30, 2014



Ada yg tidak mau sholat..
Padahal iblis diusir dari surga, tidak mau sujud 1x karena kesombongannya..
Lantas bagamana dengan orang yg tidak mau sujud 34x dalam sehari dengan sombongnya..

Sungguh heran..
Ada orang yg sombong dan sangat berbangga diri dgn segala yg ada pada dirinya..

Padahal dia berasal dari air mani dan akan menjadi bangkai nantinya..

Sungguh heran..
Ada yg menutupi mobilnya karna takut lecet dan berdebu..
Tapi membiarkan anak istrinya terbuka tanpa hijab..

Sungguh heran..
Ada yg pergi pagi pulang malam untuk mengejar rezekinya..
Tapi tidak pernah datang ke rumah Sang pemberi rezeki untuk berjamaah..

Sungguh heran..
Ada yg berjuang mati2an untuk membangun rumah di dunia..
Tapi ia lupa membangun rumah abadinya di akherat..

Sungguh heran..
Dia tau pasti jika dunia ini adalah jembatan menuju akherat..
Tapi ia masih saja sibuk membangun istana di atas jembatan..

Suatu saat sungguh kamu pasti mati..
Setelah itu rumahmu bukan lagi milikmu..
Hartamu menjadi milik ahlimu..
Istrimu akan dinikahi laki laki lain..
Dan mereka akan mulai melupakanmu..
Kemudian mereka masing2 sibuk dengan kehidupannya..

Lantas kamu..
Apa yg sekarang terjadi dengan dirimu???
Apa yg tersisa dari milikmu???
Amalan apa yg telah kamu bawa menghadap Rabb-mu???

Biar kutebak..
kamu pasti akan menyesal..
mengharap dimasukkan surga tanpa bekal..
dan dibebaskan dari hisab dan adzab tanpa amal??

Bodoh..
Sungguh kamu telah TERLAMBAT..
Sungguh kamu telah TERTIPU..
Sungguh kamu telah BINASA..

"...Ingatlah, sesungguhnya merekalah org2 yg bodoh, tetapi mereka tidak tahu." ﴾al-Baqarah, 13)

"(yaitu) orang2 yg menjadikan agama mereka sebagai main2 dan senda gurau DAN KEHIDUPAN DUNIA TELAH MENIPU MEREKA". Maka pada hari (kiamat) ini, Kami melupakan mereka sebagaimana mrk melupakan pertemuan mereka dgn hari ini, dan (sebagaimana) mereka selalu mengingkari ayat2 Kami." ﴾al A'raf, 51﴿

Teruntuk Anda Yang Cinta Dunia Dan Takut Akan Kematian

Oleh: Ngaji Yukk Tanggal: 9/30/2014

Monday, September 29, 2014

Anda bangga ketika anda mempunyai anak yg pintar bernyanyi? dan anda tidak pernah berharap anak anda yang pandai menghafal al qur'an atau anak yang jago berpidato?

Berarti anda bangga di jalan yang salah, Menanamkan dan membimbing kebaikan bagi si buah hati semenjak ia masih kecil adalah perkara yang indah. Dengan itu, ia akan mengawali catatan pada lembaran putih kehidupannya dengan kedekatan kepada Allah Azza wa Jalla. Bimbingan yang dilakukan harus ditempuh secara bertahap, dimulai dari pengenalan adab-adab (ajaran-ajaran Islam) yang mendasar namun memiliki pengaruh besar yang begitu mendalam seperti yang tertuang dalam hadits berikut:

مُرُوْا أَوْلَادَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَهُمْ أَبْناَءُ سَبْعِ سِنِيْنَ، وَاضْرِبُوْهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَْبْناَءُ عَشْرٍ، وَفَرِّقوُاْ بَيْنَهُمْ فِيْ الْمَضَاجِعِ
Perintahkanlah anak kalian untuk shalat ketika mereka mencapai umur tujuh tahun, pukullah mereka karena (meninggalkan) shalat setelah mencapai sepuluh tahun, dan pisahkanlah tempat tidur mereka [Shahîh Sunan Abu Daud no: 465, 466].
Anak adalah amanat yang Allah Azza wa Jalla titipkan kepada orang tua. Amanat itu wajib dijaga dan dirawat sebaik-baiknya. Allah Azza wa Jalla akan meminta pertanggungjawabannya di hari Kiamat kelak. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Sungguh setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan mempertanggungjawabkannya, seorang lelaki adalah penjaga bagi anggota keluarganya dan dia akan diminta pertanggungjawabannya…”. [HR. al-Bukhâri no: 893, Muslim no: 4724]
Dalam riwayat lain, beliau n bersabda:
إِنَّ اللهَ سَائِلٌ كُلَّ رَاعٍ عَمَّا اسْتَرْعَأهُ أَحَفِظَهَ أَمْ ضَيَّعَهُ؟ حَتَّى يَسْأَلَ الرّجُلَ عَنْ أَهْلِ بَيْتِهِ
Sungguh Allah akan meminta pertanggungjawaban setiap pemimpin atas setiap hal yang ia emban, apakah telah memeliharanya (dengan baik) atau (justru) menyia-nyiakannya? Termasuk menanyakan kepada seseorang (ayah) tentang keluarganya”.[Hadits shahih. Lihat ash-Shahîhah no: 1636
Seorang anak berhak mendapatkan tarbiyah Islamiyah (pembinaan secara Islami) terbaik dari kedua orang tuanya. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَإِنَّ لِوَلَدِكَ عَلَيْكَ حَقًّا
Dan sungguh, anakmu memiliki hak (yang menjadi kewajiban) atas dirimu[HR. Muslim no: 2731]

Motivasi Islami: Anak Kecil Berpidato

Oleh: Ngaji Yukk Tanggal: 9/29/2014

Sunday, September 28, 2014

Suriah Bercerita: Kisah Sedih Seorang Ibu Yang Kehilangan 3 Putrinya - Ngaji Yukk

Mimpi paling buruk dari sang ibu adalah: “Setelah berhasil melarikan diri dari genosida di Suriah, di sini kami malah menghadapi kematian.”
Suha, seorang pengungsi yang berasal dari Suriah – Palestina ditinggal pergi oleh ke-3 dari empat putrinya (seperti dalam foto) ketika mereka tenggelam di lepas pantai Mesir dua minggu lalu sementara keluarganya, yang melarikan diri dari genosida yang dilakukan Assad, berusaha untuk menghindari penganiayaan di Mesir. 

Dari keempat putrinya – Sara, Julia, Sama dan Haya – hanya yang tertua saja, yakni Sara yang berusia 10 tahun yang selamat. Sementara tiga lainnya adalah di antara 12 pengungsi yang tenggelam pada hari itu ketika perahu mereka tenggelam. Para korban dibawa kembali ke Mesir dan dipenjara di kantor polisi di mana mereka tetap didakwa dengan tuduhan ‘imigran ilegal’.

Dalam sebuah wawancara yang dilakukan dengan koresponden Radio Swedia di Mesir, Cecilia Uddin, dari penjara di mana dia dan Sara sedang ditahan, Suha mengatakan, “Saya memiliki empat putri, tiga dari mereka tenggelam. Setelah melarikan diri dari pembunuhan di Suriah, sebagai gantinya kami malah menghadapi kematian sini.”

Suha yang berusia 42 tahun, yang merupakan seorang perawat di klinik kardiologi di Damaskus sebelum terjadinya revolusi, mengatakan bahwa dia menangis setiap hari sejak kematian ketiga putrinya itu, namun ingin agar dunia tahu apa yang terjadi pada mereka. Saat-saat dia melihat ketiga putrinya itu menghilang di bawah perairan Mediterania di lepas pantai Mesir adalah ketika kapal penuh sesak dengan pengungsi yang rapuh yang ditumpanginya tenggelam. Peristiwa ini sangat membekas dalam ingatannya.

Putri bungsunya, Haya berusia 4 tahun, adalah orang pertama yang mati. “Kami hanya memiliki satu rompi pelampung, “kenang Suha. “Saya terus memangku Haya di pangkuan saya dan memeluk putri saya yang lain agar bersama saya, namun saya tidak bisa menjaga mereka agar tetap di atas permukaan air. Ketika saya menemukan Haya tidak lagi bernapas, saya meninggalkannya untuk menyelamatkan putrinya yang lain, saya berkata, ‘Selamat tinggal anakku. saya berharap Allah akan memberi barokah kepadamu.’ Saya memegang Sama dan Julia dan Sarah agar dekat dengan saya, tapi dua dari mereka tenggelam, satu persatu, dan saya tidak bisa menyelamatkan mereka.”

Sang ibu yang merasa hancur itu ingat bagaimana putrinya Sara yang masih hidup berteriak di tengah hiruk pikuk itu, “Ibu, apa yang terjadi pada saudaraku? “, sambil mengenang peristiwa itu, dalam upaya menyelamatkan gadis kecil dari trauma lebih lanjut, dia kemudia berbohong , dan mengatakan bahwa nelayan telah menyelamatkan mereka.

Setelah lebih dari enam jam hanyut di perairan yang sangat dingin, para korban kemudian dijemput oleh penjaga pantai Mesir. Yang selamat dari tragedi mengerikan lebih dari 100 orang pria, wanita dan anak-anak, masih berada dalam sel kantor polisi yang kotor di Alexandria di mana mereka telah ditahan sejak diselamatkan oleh penjaga pantai Mesir.
Mereka lalu dideportasi, dengan tuduhan melanggar undang-undang imigrasi Mesir. Sudah hidup dengan trauma yang tidak tertahankan, sekarang mereka malah terjebak dalam mimpi buruk dengan tidak mendapatkan bantuan hukum atau bantuan medis, konseling atau bantuan lainnya.

*Picture: Suha’s four daughters – only the eldest, ten-year-old Sara, survived.

Baca Juga Tentang Suriah Bercerita:

Ini adalah cuplikan atau sebagian keadaan apa yang dirasakan oleh saudara-saudara kita di suriah semoga allah menyabarkan hati mereka semua.
Adalah setelah adiknya diterima oleh seorang ibu tua di dekat kamar mandi umum, segera saja gadis kecil yang belum genap berumur 10 tahun itu berlari ke dalam kamar mandi. Sedari tadi ternyata dia mencari orang yang bisa dititipi adiknya yang masih bayi untuk beberapa menit, untuk menunaikan hajatnya.

Suriah Bercerita: Kisah Sedih Seorang Ibu Yang Ditinggal Pergi ke-3 Putrinya

Oleh: Ngaji Yukk Tanggal: 9/28/2014
Anak Suriah terpaksa harus menjadi pekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup
Atman Khalil, melarikan diri bersama keluarganya dari Aleppo dan kini tinggal di Kilis, Turki. (Foto : Al Jazeera)
Di jalan yang ramai di kota yang dekat dengan perbatasan Suriah, seorang anak kecil berdiri di antara anak-anak lainnya mencoba menjajakan biskuit cokelat dalam kotak.
“Apakah Anda ingin membelinya?” Dia terus bertanya kepada setiap orang yang melintas sambil menarik celana kotor longgar yang ia kenakan.
Atman Khalil, bocah berusia tujuh tahun, anggota termuda dalam keluarganya, telah melarikan diri dari kampung yang dilanda perang di Tariq al-Bab, Aleppo dan berlindung di Turki. Ayah Khalil jatuh sakit dan keluarganya sekarang bergantung pada anak-anak untuk menyediakan kebutuhan harian mereka.
Bersama saudarinya yang berusia 10 tahun, Aysha dan sepupunya Suad Khalef, setiap anak mendapatkan sekitar 10 USD jika mereka bisa menjual semua biskuit mereka dalam satu hari.
“Tiga ribu pound Suriah (20 USD) per minggu, lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga di Suriah. Di sini, bahkan tidak cukup untuk biaya membeli roti,” ujar ibu Suad, Arifa Al Khalef.
Keluarga Khalil dan Khalef hanyalah dua keluarga dari pengungsi Suriah yang tak terhitung jumlahnya yang kini tinggal di Turki.
Manajemen Bencana dan Darurat Turki (AFAD), badan pemerintah yang bertanggung jawab untuk pengungsi Suriah di Turki, memperkirakan jumlah warga Suriah di Turki melebihi 900.000 orang per April 2014 sekitar 220.000 tinggl di kamp-kamp pengungsi, sementara yang lain tersebar di berbagai kota di seluruh negara.
Banyak pengungsi Suriah yang tidak bisa berbicara bahasa Turki, membuat mereka kesulitan mencari pekerjaan. Mereka juga tidak memiliki status hukum untuk bekerja di Turki yang berarti bahwa banyak dari mereka berakhir di pasar tenaga kerja informal.
Dalam rentang dua minggu, Al Jazeera bertemu dengan hampir seratus keluarga Suriah di lima kota berbeda di Turki. Setiap keluarga memiliki setidaknya satu anak berusia antara tujuh sampai 18 tahun, bekerja atau semua anggota keluarga menganggur.
AFAD tidak menanggapi permintaan Al Jazeera untuk mengomentari kondisi anak-anak Suriah di Turki. Menurut penghitungan UNICEF, sedikitnya 50 persen dari pengungsi Suriah di Turki berusia di bawah 18 tahun.
“Terdapat lebih dari 80.000 anak di antara populasi pengungsi Suriah di Turki yang harus meninggalkan sekolah. Diluar alasan ekonomi, banyak anak akhirnya bekerja dan menjadi tulang punggung keluarga,” ujar Ayman Abulaban, perwakilan UNICEF
di Turki.
Umran Khilal yang berusia 12 tahun dan Hassan al-Ghanim, 15 tahun, adalah salah satu pengungsi Suriah yang tinggal di luar kamp-kamp pengungsi resmi di Turki. Keluarga Khilal berasal dari pemukiman Al Muyassar di Aleppo, namun kini tinggal di
Kilis, di sebuah toko yang terletak di lantai dasar gedung.
Khilal dan Ghanim menjual rokok selundupan dari Suriah. Setiap hari, remaja ini pergi pagi dan kembali sekitar pukul 18.30 waktu setempat.
Remaja lainnya, Omar Khatib dari Hama, seharusnya berada di sekolah kelas delapan. Setelah melarikan diri dari banyak daerah di Suriah, keluarganya akhirnya berakhir di ibukota Turki, Ankara.
Mereka menetap di daerah transformasi, menempati rumah yang ditinggalkan dan sebagian dibongkar dengan sewa per bulan 125 USD.
Salah satu dari delapan bersaudara, Omar dan saudaranya yang lebih tua bertanggung jawab atas kehidupan keluarga. Kakaknya sesekali bekerja di lokasi konstruksi, sedangkan Omar telah mendapatkan uang selama enam bulan terakhir dengan
mengumpulkan dan menjual besi tua, kertas dan plastik.
Menurut laporan PBB, sekitar 70 persen anak Suriah di luar kamp tidak mengakses segala bentuk pendidikan di Turki. Tidak lagi bersekolah, Omar mendapatkan sekitar 150 sampai 200 USD per bulan dengan bekerja.
“Aku tidak punya teman di sini. Mereka jauh di depan saya (sekolah) dan saya tertinggal,” ujarnya.
Pengungsi Suriah yang bergabung dengan pasar tenaga kerja informal Turki telah membuat upah pekerja menjadi turun, meningkatkan kebencian di antara penduduk setempat, tulis Kemal Kirisci secara singkat untuk Brookings Institute.
“Hukum perburuhan Turki saat ini membuat sulit pengungsi Suriah untuk mendapatkan izin kerja dan mencari pekerjaan di sektor formal,” ia menuliskan.
Ertan Karabiyik, kepala Kerjasama Pembangunan Lokakarya, kelompok yang menjalankan proyek-proyek untuk meningkatkan kondisi kerja bagi pekerja pertanian musiman dan pekerja anak di sektor ini, mengatakan : “Terdapat puluhan ribu anak yang hidup sebagai pengembara, bepergian dari satu kota ke kota lain. Pengungsi Suriah juga telah bergabung dengan mereka. Mereka melakukan pekerjaan yang paling sulit di ladang.”
Puluhan anak hidup di kamp pekerja di Adana. Dengan wajah kotor dan rambut yang tidak dicuci, mereka tinggal di sebelah selokan terbuka. Satu-satunya sumber air bersih di kamp tersebut juga berada di dekatnya. Pekerja termuda di sana berusia tujuh tahun.
Ibrahim Cerah yang masih berusia belasan, bekerja di ladang. Meskipun keluarganya memiliki ladang sendiri di Hama, Suriah, namun ia belum pernah bekerja.
“Bekerja dengan kapak dan sekop sangatlah sulit. Bahu dan kakiku selalu sakit,” ujarnya.
Ibrahim mendapatkan 15 USD per hari untuk bekerja selama 11 jam. Dia tidak memiliki banyak teman di kamp dan mengatakan orang-orang di kamp tidak menyukai warga Suriah.
Di ruang bawah tanah di Istanbul, Muhammad Ahmad (14), terlihat sibuk saat ia menghabiskan masa 11 jam yang penuh dengan debu, di mana ia bekerja di pabrik tekstil ilegal.
Tugasnya adalah mengambil, mengatur dan membawa pakaian dan menghasilkan sekitar 250 USD setiap bulannya. Keluarganya dulu tinggal di Aleppo dan kini tinggal di distrik Afrin, wilayah yang dikontrol oleh suku Kurdi.
Ahmad datang ke Istanbul bersama dua pamannya. Ia berbagai kamar dengan laki-laki dewasa lainnya dengan tidak adanya kamar mandi dan dapur. Keluarganya memiliki hutang dan Ahmad harus bekerja untuk melunasinya.
“Kehidupan membawa kami ke Istanbul,” ungkapnya lirih.

  • Anak Suriah terpaksa harus menjadi pekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup - Ngaji Yukk
  • Anak Suriah terpaksa harus menjadi pekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup - Ngaji Yukk
  • Anak Suriah terpaksa harus menjadi pekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup - Ngaji Yukk
  • Anak Suriah terpaksa harus menjadi pekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup - Ngaji Yukk
  • Anak Suriah terpaksa harus menjadi pekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup - Ngaji Yukk
  • Anak Suriah terpaksa harus menjadi pekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup - Ngaji Yukk
  • Anak Suriah terpaksa harus menjadi pekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup - Ngaji Yukk
  • Anak Suriah terpaksa harus menjadi pekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup - Ngaji Yukk
  • Anak Suriah terpaksa harus menjadi pekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup - Ngaji Yukk
  • Anak Suriah terpaksa harus menjadi pekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup - Ngaji Yukk
*sumber : Arrahmah/Al Jazeera

Anak Suriah terpaksa harus menjadi pekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup

Oleh: Ngaji Yukk Tanggal: 9/28/2014

Friday, September 26, 2014

Tim sepak bola dari Kamerun menemukan Islam di Dubai
DUBAI (Ngaji-Yukk) – Menuju ke Dubai untuk mengikuti sebuah kamp pelatihan selama dua bulan, tak satu pun dari 23 pemain muda Kamerun membayangkan bahwa perjalanan mereka ke Dubai akan berakhir mengejutkan, setelah semuanya memutuskan untuk memeluk Islam.
“Sungguh menakjubkan bahwa di usia ketika kebanyakan orang hanya ingin bermain dan bersenang-senang, para pemuda ini sedang mencari iman dan pencerahan,” Javeed Khateeb, penasihat agama senior di Islamic Affairs and Charitable Activities Department (IACAD), di Dubai, mengatakan kepada Surat Kabar The National, sebagaimana dilansir onislam.net, Selasa (16/9/2014).
“Ini adalah pertama kalinya ada sejumlah besar orang dari kelompok yang sama yang ingin memeluk Islam,”
“Kami menerima sekelompok besar mualaf tetapi biasanya mereka berasal dari latar belakang yang berbeda,” tambahnya.
Datang ke Dubai untuk mengikuti kamp pelatihan, seluruh tim terkesan dengan kedamaian dan ketenangan yang mereka rasakan dalam Islam.
Selain itu, mereka juga memuji kebaikan yang mereka terima dari para pemain Muslim saat mereka berlatih bersama mereka.
“Mereka sangat terkesan dengan cara Muslim berperilaku, tapi kebanyakan mereka terkesan dengan kebaikan dan rasa hormat yang mereka terima,” kata Khateeb.
Setelah menyatakan keinginan mereka untuk memeluk Islam, mereka kemudian dibawa ke IACAD untuk belajar lebih banyak tentang Islam, pada Kamis lalu, dan kembali ke rumah pada Sabtu lalu.
“Kami menghabiskan dua sesi terpisah, dimana masing-masing sesi berlangsung selama hampir sehari penuh, berbicara tentang Islam dan menjawab semua pertanyaan mereka dan untuk menepis keraguan [tentang Islam],” kata Khateeb.
“Kami ingin memastikan bahwa mereka memiliki pemahaman yang benar tentang Islam. Mereka banyak bertanya tentang halal dan haram, mengkonsumsi alkohol, dan bagaimana nabi Isa digambarkan dalam Islam.”
“Dua dari mereka belum ingin merubah keyakinan, tetapi mereka ingin belajar lebih banyak tentang Islam sebelum memutuskan apa yang harus dilakukan,” tambah Khateeb.

Sumber arrahmah.com

Klub Sepak Bola Dari Kamerun Ini Menemukan Islam Di Dubai

Oleh: Ngaji Yukk Tanggal: 9/26/2014

Tuesday, September 23, 2014

Sudah tabiat manusia tak pernah puas dengan apa yang saat ini dimilikinya. Selalu saja, ingin memiliki yang lebih dari sekedar yang dimilikinya saat ini. Ya, dunia memang akan terus menggoda siapa saja yang berada di dalamnya. Dunia menawarkan sejuta kenikmatan yang tidak ada akhirnya, yang dapat membuat manusia tergiur akan kelezatannya. Begitulah tipu daya dunia yang fana ini.
Kawan, mesti kita sadari bahwa semua yang ada di dunia ini pastilah akan sirna, termasuk kekayaan, popularitas, juga segala hal lainnya yang ada di dalamnya, cepat atau lambat akan meninggalkan kita. Harta kekayaan, tak mampu menunda azal yang datangnya sudah ditetapkan oleh Tuhan. Popularitas pun tak dapat menjadi juru selamat tatkala malaikat maut datang menjemput. Semua yang kita miliki selama ini, tak akan selamanya dapat kita miliki ataupun kita pertahankan.
Pahamilah bahwa dunia ini tak ubahnya seperti air laut, semakin diminum maka akan semakin bertambah hauslah kita. Semakin kita berhasrat untuk mengejar dunia, maka akan semakin terlena pula kita dibuatnya. Khawatirlah bila sampai kita tenggelam dalam keindahan juga kenikmatan lautan dunia. Karena bilamana diri sudah tenggelam dalam lautan dunia, akan sulit untuk kita kembali ke permukaan. Karena memang dunia diciptakan indah bagi orang-orang yang menganggap dunia ini adalah segalanya.
Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan Allah memberi rezki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas. (Al Baqarah :212)
Dunia hanyalah perantara kita menuju hari akhir, hari yang dimana tak akan ada lagi pergantian malam dan siang. Hari dimana seluruh umat manusia mulai dihitung amal kebaikan juga amal keburukannya. Itulah hari akhirat, hari yang tak akan pernah dirasakan oleh siapapun yang masih merasakan hidup di dunia. Oleh karena itu yakinilah, bahwa kelak apa yang kita lakukan selama di dunia ini akan mendapat balasan.
Mengejar Dunia Tak Akan Ada Akhirnya
Mengejar Dunia Tak Akan Ada Akhirnya
Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan). (Al An’am :160)

Siapapun yang selama hidupnya hanya memikirkan dunia, maka kelak akan Allah akan buat dia terletih-letih dalam mengejarnya. Berbeda dengan orang menjadikan akhirat sebagai prioritas utamanya, maka dunia dengan sendirinya akan melayaninya. Bukan berarti kita tidak boleh memiliki banyak harta, akan tetapi kekayaan yang kita miliki justru harus bisa menjadi pemberat amalan baik kita di akhirat nanti. Bukan seperti yang terjadi pada saat ini, ketika banyak orang berlomba-lomba ingin menjadi kaya raya, maka mereka melakukan segala cara, termasuk hal-hal yang diharamkan oleh agama. Termasuk menyekutukan Allah dengan meminta bantuan makhluk-Nya yang lain, yakni dari golongan Jin.
Dunia, adalah tempat bercocok tanam, untuk kemudian kita dapati hasilnya ketika kita meninggalkannya. Di akhirat itulah masa panen kita, disana tak akan ada lagi amal ibadah yang bisa kita kerjakan, karena disanalah negeri akhir yang selamanya akan kita tempati. Janganlah sampai kita diperbudak dunia, hingga kita lupa dengan negeri akhirat yang kelak kita akan tinggal disana untuk selamanya. Ingatlah, bahwa kehidupan dunia ini hanya sementara, dan kita akan dipisahkan olehnya dengan kematian.
Sadarilah, dunia ini semakin dikejar maka akan semakin lelahllah kita dalam mengejarnya. Sementara, bila kita terus-menerus mengejarnya tanpa memeperhatikan urusan akhirat kita, sungguh kita akan termasuk orang-orang yang merugi.
Semoga, kita selalu dikuatkan iman islamnya, agar dalam menjalani kehidupan ini kita tak terjebak oleh bujuk rayu dunia yang sementara.

Mengejar Dunia Tak Akan Ada Akhirnya

Oleh: Ngaji Yukk Tanggal: 9/23/2014

Monday, September 22, 2014

Duka Suriah: Kompilasi Part 1

Duka Suriah: Kompilasi Part 1 - Ngaji-Yukk

Allah berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah bersaudara.” (Al Hujurat: 10)

Rasulullah bersabda:
“Seorang mukmin terhadap mukmin lainnya adalah laksana bangunan yang saling menguatkan bagian satu dengan bagian yang lainnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Rasulullah bersabda:
“Perumpamaan kaum mukmin dalam kasih sayang dan belas kasih serta cinta adalah seperti satu tubuh. Jika satu bagian anggota tubuh sakit maka akan merasa sakit seluruh tubuh dengan tidak bisa tidur dan merasa demam.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Akankah kita tetap berdiam diri, saat melihat perjuangan dan penderitaan saudara-saudara kita di Suriah?

Semoga Allah membalas segala amal baik kita...

Duka Suriah: Kompilasi Part 1
Di balik segala penderitaan yang dialaminya...
Di balik segala kehilangan yang sempat ditangisinya...
Di balik segala mimpi buruk yang dilewatinya...
Di balik segala luka yang membalut sebagian tubuhnya...

Sebuah senyuman tetap merekah dari wajah anak Suriah yang tegar ini...

Masya Allah

Tidak perlu menjadi kaya untuk menjadi seorang dermawan….
Tidak perlu menjadi kaya untuk peduli sesama…
Tidak perlu menjadi kaya untuk bersedekah…

Duka Suriah: Kompilasi Part 1

Abdo, anak Suriah, yang kesehariannya berjualan biskuit di jalanan kota Aleppo guna menghidupi keluarganya, pada kesempatan yang lalu, ia telah mendermakan sebuah kotak biskuit untuk anak-anak Suriah lain yang sedang terluka dan dirawat di sebuah rumah sakit akibat serangan bom yang menimpa sebuah sekolah, Ayn Jalut, kemarin. Ia menolak untuk menerima uang dari semua biskuit yang ia berikan.

Lalu, bagaimana dengan kita? Pernahkah kita bercermin?

Kedua matanya seakan berkata: "Jika engkau melihat apa yang aku lihat, maka engkau pasti berharap:

Jika saja manusia bisa hidup tanpa listrik, air, dan udara…
Jika saja wajah seluruh manusia menjadi cacat ketika berumur 18 tahun…
Jika saja rumah mereka dibom satu persatu…
Dan semua canda-tawa hilang dari percakapan mereka…
Aku tak peduli dengan ketidakpedulian mereka, aku hanya ingin mereka sebentar saja merasakan hidup dengan cacat, luka, amputasi, darah, dan tangis seperti hidupku…”

Ia menangis sejenak, kemudian mengakhiri ucapannya…

Maka engkau pasti berharap:
“Aku tidak memohon apapun kepada Allah, kecuali Dia segera membangkitkan Hari Kiamat”

Duka Suriah: Kompilasi Part 1

Oleh: Ngaji Yukk Tanggal: 9/22/2014

Saturday, September 20, 2014

Kini muslim Indonesia patut berbahagia dan berbangga telah memiliki Ustadz Firanda, tokoh muda ‘alim yang cerdas. Betapa tidak, setelah sekian lama tidak ada anak negeri yang menjadi pengajar ditanah haram, kini beliaulah orangnya yang jadi penerus itu, beliau menjadi Pengajar Asal Indonesia di Masjid Nabawi.
Firanda Andirja, demikian nama lengkapnya. Dilahirkan di Surabaya tanggal 28 Oktober 1979. Beliau mengenyam pendidikan TK hingga SMA di Papua kemudian melanjutkan ke UGM (Universitas Gadjah Mada) mengambil jurusan Teknik. Di UGM beliau hanya belajar dua semester, kemudian banting stir belajar agama dan melanjutkan kuliah di Universitas Islam Madinah Arab Saudi. Kini beliau sedang menempuh S3 jurusan Aqidah di universitas tersebut.
Mulai hari ini, Kamis (11/4), seperti dikutip firanda.com, beliau akan menjadi pengajar tetap dengan berbagai macam judul. Setiap hari Sabtu, Ahad dan Senin beliau mengajar kitab al-Fushul fi Siratirrasul Karya Ibnu Katsir, hari Selasa dan Rabu membahas kitab Bulughul Maram Karya Ibnu Hajar al-‘Asqolani, dan hari Kamis dan Jum’at membahas kitab Tauhid karya Muhammad At Tamimi.
Kajian diselenggarakan ba’da sholat Maghrib sampai Isya’ dan disampaikan dalam Bahasa Indonesia, karena memang tujuannya agar jama’ah umrah Indonesia ketika menziarahi Masjid Nabawi bisa mendapatkan siraman rohani, begitu juga untuk WNI dan TKI yang tinggal di kota Madinah.
Sudah diketahui bahwa setiap pengajar di Masjid Nabawi bukanlah sembarang orang. Karena ia dipilih dengan seleksi ketat dan rekomendasi ulama Haramain.
Semoga keberadaan ustadz Firanda dalam kiprahnya membawa berkah dalam dakwah Islamiyah di Indonesia dan didunia pada umumnya.

Ustadz Firanda, MA Pengajar Asal Indonesia di Masjid Nabawi

Oleh: Ngaji Yukk Tanggal: 9/20/2014
Oleh: Fathi Yazid Attamimi, Relawan MMS

Ini adalah cuplikan atau sebagian keadaan apa yang dirasakan oleh saudara-saudara kita di suriah semoga allah menyabarkan hati mereka semua.
Adalah setelah adiknya diterima oleh seorang ibu tua di dekat kamar mandi umum, segera saja gadis kecil yang belum genap berumur 10 tahun itu berlari ke dalam kamar mandi. Sedari tadi ternyata dia mencari orang yang bisa dititipi adiknya yang masih bayi untuk beberapa menit, untuk menunaikan hajatnya.

Di kamp pengungsian Killis, dari kejauhan, adik saya, Ikrimah Yazed Attamimi, mengamati kejadian sepele itu tadi, yang nantinya akan meninggalkan kesedihan yang terus terbawa sampai hari ini.


Setelah keluar dari WC umum, adik kecilnya yang lucu itu dia bawa kembali bermain bersama anak-anak lainnya, digendong kesana kemari, berlari-lari tanpa beban sambil menebar senyum manisnya ke penjuru kamp pengungsian.


Seorang pengurus kamp yang melihat rasa penasaran adik saya Ikrimah, kemudian menghampiri ikrimah dari belakang. Seolah mengerti isi hati adik saya, beliau bertanya :


“Kamu penasaran sama gadis kecil yang bawa anak bayi itu ya?”


”Iya, anak-anak yang lain kan main sendiri atau kalaupun bawa adik ya ga sekecil itu. Bukannya ditaruh di dalam shelter atau gimana kek, lha kok malah digendong-gendong sambil lari-larian gitu”,jawab Ikrimah.


Sambil tersenyum, si pengurus kamp pun meneruskan ceritanya
“Kamu tau kenapa? Karena dari semua orang yang ada di kamp ini, cuma gadis kecil dan adik bayinya itu yang ga punya siapa-siapa lagi. Seisi keluarganya syahid dibom rezim Syi'ah Nushairiyah. Sekarang mereka hanya hidup berdua dan gadis kecil itu mengurusi adiknya setiap saat. Sekarang dia menjadi kakak sekaligus ibu bagi adiknya yang lucu itu..."


Saya ga mau lagi dengar kelanjutan cerita Ikrimah, dada saya mendadak sesak ! Saya cuma bisa berjanji dalam hati, InsyaAllah ke Suriah lagi, Entah bagaimana caranya saya akan temui dan bantu dia !
InsyaAllah !


itu penggalan kisah dari seorang gadis kecil yang belum genap berumur 10 tahun tapi dia sudah ditinggalkan oleh seluruh sanak keluarganya, coba anda bayangkan apa yang akan anda rasakan?!

semoga allah selalu menyertai gadis kecil yang malang itu. Aamiin (Ngaji-Yukk)

Suriah Bercerita: "BIBI, AKU TITIP ADIKKU SEBENTAR”

Oleh: Ngaji Yukk Tanggal: 9/20/2014

 
Copyright © Ngaji Yukk
Submit ExpressSEO Tools
FreeWebSubmission.com http://www.freesearchenginesubmission.info voir ici
Blogger Templates Wallpapers Hack Wfi
Contact Form